Tigor Abadi Pijarkan Matahari

Melangkah Untuk Mencari Arti Kehidupan Yang Sebenarnya

Si Putih Kuning Yang Mulus 8 Februari 2010

Filed under: Sebuah Kisah — Tigor Abadi Pijarkan Matahari @ 3:12 PM

Kata orang kau peranakan Cina Kulitmu putih mulus Kau tinggal di ruko sebelah kostku Suatu malam kugoda papimu yang mata duitan…lalu kuberi beberapa lembar ribuan…dan terjadilah tawar menawar papimu setuju…aku heran murah benar hargamu
Kubawa kau ke kamar kostku…lalu kubaringkan di atas ranjang. Kau..diam saja tak menolak…? Kubuka gaun kuningmu…kau diam Kuelus putih kulitmu… Bau wangi kulitmu terendus hidungku Kuhisap setiap inci kulitmu… Dan… Aku merasa berdosa sebab ini adalah pengalaman pertamaku… Kulihat kau tetap berbaring lemah…… Aah aku mendesah… Nikmatnya… Mengisap
DJI SAM SOE

 

Kerasnya Kehidupan

Filed under: Sebuah Kisah — Tigor Abadi Pijarkan Matahari @ 6:46 AM

Cahaya Matahari belum sempatberpijar dia sudah bangun dari tidurnya yang terlelap
Untuk Menyiapkan sarapan seadanya bagi ke dua adiknya
walaupun dia Seorang laki`laki dia lincah dalam menyentuh peralatan dapur.
setelah di tinggal kedua Orang tuanya untuk menghadap kepada sang kuasa
Seceret air putih, Sepanci nasi, dan telor dadar siap untuk sarapan adik~adiknya.
tak lama kemudian adiknya bangun dari tidur dan berlari menuju sebuah kamar mandi Umum
dan dillanjutkan pergi ke sekolah

selang beberapa waktu adik~adiknya pergi ke sekolah dia pun pergi mandi untuk bersihkan diri
dengan niat yang tinggi dia menapakan kakinya keluar rumah sambil menyandang sebuah gitar kecil yang sudah usang

datangi rumah-rumah dan warung-warung
Untuk memetik tali senar gitarnya sambil dendangkan sebuah lagu
memang Itu pekerjaanya receh demi receh di kumpulkan Untuk menghidupi dirinya dan kedua adiknya

setelah sehari melangkahkan kaki meninggalkan rumahnya dia pulang kerumah
sampai di rumah dia membersihkan diri dan dilanjutkan membantu kedua adiknya belajar yang masih SD
walaupun dia hanya sekolah sampai SLTP
setelah selasai untuk membantu adik~adiknya belajar dia pun pergi Untuk tidur…..

hari demi hari kehidupannya Selalu begini
Dia Berpikir kelak Adik~adiknya akan mengubah kehidupan INi

 

Sejarah Berdiri Kota solo

Filed under: Sebuah Pengetahuan — Tigor Abadi Pijarkan Matahari @ 4:30 AM

Sejarah Kota Surakarta bermula ketika Sunan Pakubuwana II memerintahkan Tumenggung Honggowongso dan Tumenggung Mangkuyudo serta komandan pasukan Belanda J.A.B. Van Hohendorff untuk mencari lokasi Ibukota Kerajaan Mataram Islam yang baru.

Mempertimbangan faktor fisik dan non fisik, akhirnya terpilih suatu desa di tepi Sungai Bengawan yang bernama desa Sala (1746 M atau 1671 Jawa). Sejak saat itu desa Sala berubah menjadi Surakarta Hadiningrat dan terus berkembang pesat.
Adanya Perjanjian Giyanti, 13 Februari 1755 menyebabkan Mataram Islam terpecah menjadi Surakarta dan Yogyakarta dan terpecah lagi dalam perjanjian Salatiga 1767 menjadi Kasunanan dan Mangkunegaran.

DARI fakta sejarah kota Surakarta perkembangan Surakarta pada jaman dahulu sangat dipengaruhi oleh keberadaan pusat pemerintahan Kasunanan dan Mangkunegaran, Benteng Vastenburg sebagai pusat pengawasan kolonial belanda terhadap Surakarta serta Pasar Gedhe Hardjonagoro (Thomas Kaarsten) sebagai pusat perekonomian kota.

Apabila dihubungkan akan membentuk kawasan budaya dengan Kraton Kasunanan sebagai intinya. Perkembangan kota selanjutnya berlangsung di sekitar kawasan budaya ini

 

Yakinlah (Iwan Fals Dan Elly Sunarya)

Filed under: Lirik Lagu Iwan Fals — Tigor Abadi Pijarkan Matahari @ 4:17 AM

Nyanyikanlah lagu indah
Hanyalah untukku
Saat temaram datang ketuk hati

Tolong kau dendangkan
Usaplah nurani
Agar tak kelam

Sekali lagi kuminta
Coba kau nyanyikan
Semoga dapat kurasa ikhlasmu

Pasti kan kudengar
Pasti kuresapi
Kasih yakinlah

Bukan ku tak mau mengalunkan laguku
Kutakut menyakiti telingamu
Bukan aku enggan memainkan gitarku
Sebab cinta bukan hanya nada

Kalau kita saling percaya
Tak perlu nada tak perlu irama
Berjalanlah hanya dengan diam

Sekali lagi kuminta
Coba kau nyanyikan
Semoga dapat kurasa ikhlasmu

Pasti kan kudengar
Pasti kuresapi
Kasih yakinlah

Bukan ku tak mau mengalunkan laguku
Kutakut menyakiti telingamu
Bukan aku enggan memainkan gitarku
Sebab cinta bukan hanya nada

Kalau kita saling percaya
Tak perlu nada tak perlu irama
Berjalanlah hanya dengan diam
Melangkahlah hanya dengan diam